A. ISLAM DI BENUA ASIA
Muhammad Iqbãl
adalah seorang penyair, filsuf, dan pembaharu pemikiran Islam di abad ke-20 M.
Beliau keturunan orang yang taat beragama. Ayahnya, Nur Muhammad adalah seorang
Muslim saleh yang telah mendorongnya untuk menghafal Al-Quran secara teratur.
0
Pertumbuhan jumlah umat Islam di dunia,
akhir-akhir ini begitu cepat. Islam tersebar ke seluruh pelosok dunia dan
berkembang di berbagai benua. Agama Islam lahir pada abad ke-7 M di wilayah
Asia Barat, tepatnya di kota suci Mekah, Arab Saudi. Dari kota suci Mekah ini,
Islam menyebar ke berbagai wilayah di benua Asia, yakni di wilayah-wilayah Asia
Barat, Asia Tengah, Kaukasus, Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara.
Berdasarkan data pada tahun 1990,
negara-negara di Asia yang penduduknya mayoritas Islam adalah: Brunei
Darussalam, Indonesia, Irak, Iran, Kuwait, Pakistan, Qatar, Suriah, Turki,
Yaman, Oman, Palestina, Turmenistan, Azerbaijan, Kirghistan, Malaysia,
Tadzikistan, dan Uzbekistan.
Berikut ini
dikemukakan keadaan Islam dari umat Islam di salah satu negara di Asia Selatan,
yaitu : Pakistan.
v
Pakistan
(Republik Islam Pakistan)
Pakistan terletak di Asia Selatan,
berbatasan dengan Iran di Barat, Afganistan di Barat Laut, India di Tenggara,
Jammu dan Kashmir di Timur Laut, dan Laut Arab di Selatan. Umat Islam di
Pakistan berjumlah 97 % dari seluruhh jumlah penduduk. Ibukota Pakistan adalah
Islamabad, dan satuan mata uangnya adalah Rupe.
Pakistan merupakan salah satu negara
yang mempunyai peranan penting dalam sejarah dan perkembangan Islam. Hal ini
disebabkan antara lain karena Pakistan telah berjasa dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan filsafat, serta berhasil melahirkan sejumlah lembaga pengkajian
Islam dan intelektual Muslim bertaraf internasional.
Di Pakistan telah berdiri beberapa
perguruan tinggi seperti : Universitas Baluchistan, Universitas Pertanian
Faisalabad, Government College Lahore, dan Universitas Punjab Lahore.
Selain itu, di Pakistan juga telah didirikan beberapa lembaga pengkajian
ilmu-ilmu Islam seperti : Yayasan Ilmu Pengetahuan Pakistan, Akademi Ilmu-Ilmu
Pengetahuan Pakistan, Pakistan Philosophical Congress, International
Academic Islamic Philosophical Association, International Iqbal Forum Lahore,
Academic Center Lahore, dan West Pakistan Urdu Academy Lahore.
Budaya keilmuan di Republik Islam Pakistan, telah melahirkan sejumlah ilmuwan
Muslim yang bertaraf Internasional, antara lain :
Þ
Muhammad
Iqbal (1873 - 1938).
Þ
Abu
A’lã al Maududi (1903 - 1979), tokoh pemikir yang cenderung ortodoks dan tradisional.
Þ
M.M.
Syarif (1893 - 1965), pendiri Pakistan Philosophical Congress, juga editor History
of Muslim Phylosophy, salah satu buku terbaik untuk sejarah filsafat saat
ini.
Þ
C.A.
Qadir (lahir 1909), salah satu pendiri Pakistan Philosophical Congress dan
penulis buku Philosophy and Science in The Islamic World,
Þ
Dr.
Abdus Salam (lahir 1926), penerima hadiah nobel di bidang Fisika tahun 1979.
Þ
Fazlur Rahmãn, guru besar ilmu agama Islam di Universitas
Chicago, Amerika Serikat.
Biografi Sir Muhammad
Iqbal (1873-1938 M)
Muhammad Iqbal memperoleh pendidikan pertama di Murray
College di Sialkot. Kemudian melanjutkan studinya di Government College
Lahore, dan memperoleh gelar Master of Art (MA). Pada tahun 1905, ia
berangkat ke Eropa untuk melanjutkan studinya dalam bidang filsafat Barat di
Trinity College, Universitas Cambridge. Selain itu, beliau juga mengikuti
kuliah-kuliah hukum di Lincoln’s Inn, London. Dua tahun kemudian, ia
pindah ke München, Jerman, untuk memperdalam studi filsafatnya di Universitas
München, dan memperoleh gelar Doctor of Philosophy (PhD).
Sumbangan pemikiran
Muhammad Iqbal antara lain menjelaskan bahwa kemunduran umat Islam disebabkan
oleh tiga faktor, yaitu :
1. Hancurnya Bagdád yang pernah menjadi pusat
politik, kebudayaan, dan pusat kemajuan pemikiran umat Islam pada pertengahan
abad ke-13.
2. Timbulnya paham fatalisme, yang menyebabkan
umat Islam pasrah pada nasib dan tidak mau bekerja keras.
3. Sikap Jumud (statis) dalam pemikiran
Islam.
Menurut Muhammad Iqbal jika umat Islam ingin maju, mereka
harus :
1. Mengetengahkan konsep ijtihad dan paham
dinamisme Islam.
2. Perlunya negara tersendiri bagi umat Islam
India, terpisah dari negara Hindu. Konsep Muhammad lqbãl ini menyebabkan beliau
dijuluki Bapak Pakistan.
Muhammad Iqbãl
merupakan sosok cendekiawan Muslim yang sukses. Hal ini dapat dilihat dalam
beberapa hal, yaitu :
·
Guru bahasa Arab di Universitas London selama enam bulan.
·
Pada tahun 1908, beliau kembali ke Lahore dan menjadi
pengacara.
·
Menjadi
dosen filsafat dan sastra Inggris di Government College Lahore.
·
Memberikan ceramah-ceramah di Hyderabad Madras dan
Aligarh. Kemudian kumpulan ceramah beliau
tersebut disusun dalam sebuah buku yang berjudul “The Reconstruction of
Religious Thought of Islam” (Rekonstruksi Pemikiran Islam).
·
Banyak
menulis buku, yang kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti :
bahasa Jerman, Perancis, Inggris, Arab, Rusia, Italia, dan Indonesia. Di antara
buku karangan Muhammad lqbal itu berjudul Ilmu AI-lqtisad (Ilmu Ekonomi)
dan Development of Metaphysics in Persia : A Contribution to the
History of Moslem Philosophy (Perkembangan Metafisika Persia; Suatu
Sumbangan Sejarah Filsafat Islam).
B. ISLAM DI BENUA EROPA
Berdasarkan kenyataan sejarah, Islam
memasuki benua Eropa melalui empat periode yaitu:
1. Periode
kekhalifahan Islam di Spanyol (Andalusia) selama ± 8 abad dan pemerintahan umat
Islam di beberapa pulau, di antaranya: Prancis Selatan, Sicilia, dan Italia
Selatan. Kekhalifahan Islam di Spanyol berakhir pada tahun 1492, setelah
penguasa Kristen memaksa khalifah terakhir dari dinasti Bani Umayyah II, Abu
Abdillah untuk menyerah. Setelah itu, umat Islam Spanyol dihadapkan pada tiga
pilihan, yaitu: masuk Kristen, keluar dari Spanyol, atau dibunuh. Mereka banyak
yang meninggalkan Spanyol dan pindah ke Benua Afrika, bahkan ada juga yang ke
Benua Amerika. Demikian pula pada abad XI, bangsa Norman di Sicilia dan Italia
Selatan telah menaklukkan pemerintahan Islam di Mediterania, wilayah-wilayah
Prancis Selatan, Sicilia, dan Italia Selatan.
2. Adanya penyebaran tentara Mongol pada abad
ke-13. Di antara penguasa Mongol, yakni Dinasti Khan beragama Islam,
kekuasaannya berpusat di Sungai Volga sebelah utara Laut Kaspia dan Laut
Tengah, ia meninggalkan penduduk Muslim di sekitar Sungai Volga hingga Kaukasus
dan Krimea, yang terdiri dari orang-orang Tartar. Kemudian mereka menyebar ke
berbagai wilayah kekaisaran Rusia, dan membangun koloni di berbagai tempat.
Mereka menjadi penduduk Finlandia, wilayah Polandia, dan Ukraina.
3. Periode ekspansi kekhalifahan Turki Usmani
sekitar abad ke-14 dan ke-15 ke wilayah Balkan dan Eropa Tengah. Akibat dari
ekspansi itu sampai sekarang terdapat kaum Muslim keturunan Turki di
Yugoslavia, Rumania, Yunani, Bosnia Herzegovina, dan di Albania. Bahkan di
Albania umat Islam merupakan penduduk mayoritas.
4. Periode kaum imigran Muslim memasuki benua
Eropa setelah perang dunia ke-2, terutama ke negara-negara industri, seperti:
Prancis, Jerman, Inggris Belanda dan Belgia.
Di bawah ini akan
dikemukakan keberadaan kaum Muslim di beberapa negara dari benua Eropa.
- Spanyol
Kaum Muslim yang mendiami Spanyol dewasa
ini terdiri dan keturunan umat Islam yang terusir pada peristiwa Reqonquista
(1492 M), kaum imigran pencari kerja yang bertempat tinggal di Spanyol hanya
untuk sementara, dan kaum imigran yang menetap di Spanyol. Jumlah mereka
menurut catatan Jongen S. Nielson pada tahun 1990 adalah sebesar 250.000 orang.
Mereka berasal dan Maroko, Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia
Tenggara.
Pada tahun 1992, terdapat kesepakatan
antara pemerintah Spanyol dan Comission Islamica Espana (Komisi Islam
Spanyol), yang isinya :
Þ
Kaum
Muslimin diizinkan untuk memberikan pengajaran agama di sekolah negeri ataupun
swasta.
Þ
Kaum Muslimin diberi izin membangun sekolah yang dikelola
sendiri.
Þ
Izin melaksanakan ibadah di angkatan bersenjata, rumah
sakit, dan penjara.
Þ
Memperoleh
keringanan pajak.
Þ
Izin merayakan hari raya keagamaan dan difasilitasi untuk
memperoleh makanan halal.
- Perancis
Jumlah penduduk Muslim di Prancis cukup
banyak (±7% dari total penduduk). Mereka berasal dari Aljazair, Maroko,
Tunisia, Afrika, Sub Sahara, wilayah Laut Hitam, dan dari berbagai wilayah
Timur Tengah (Mesir, Libanon, Suriah, Yordania, dan Irak) dan Asia Tengah
(Turki, Iran, Afganistan, dan Pakistan).
Pada tahun 1992, di
Prancis terdapat sekitar 1.300 organisasi Muslim. Di antara
organisasi-organisasi tersebut, ada yang hanya bergerak di bidang keagamaan,
terutama dakwah, seperti Jama’ah At-Tablig Wa ad Dakwah dan Foiet
Pratique (Iman dan Praktik), ada juga organisasi yang menjadikan agama
bukan sebagai satu-satunya tema pokok kegiatan, misalnya: Generation Egalite
(Generasi Kesamaan), France Plus (Prancis Plus), dan Generation Beur
(Generasi Emigran Afrika Utara). Organisasi-organisasi yang kebanyakan
anggotanya berusia muda tersebut sering menyampaikan protes ketidaksetujuan
mereka dijadikan warga kelas dua di Prancis.
Selama beberapa
tahun terakhir ini, ada upaya untuk mengkoordinasi organisasi-organisasi kaum
Muslim di Prancis yang cukup banyak itu. Hal ini ditandai dengan didirikannya Federation
Nationale des Musulmans de France (FNMF = Federasi Nasional Muslim
Prancis), Union des Organisation Islamiques de France (UDIF = Serikat
Organisasi Islam Perancis), dan Conceil Relegieux de Islam en France
(CORIF = Dewan keagamaan Islam di Perancis).
CORIF didirikan
pada 6 November 1989 di bawah Departemen Dalam Negeri. Dewan ini beranggotakan
15 orang pemuka Muslim Prancis, yang tugasnya melakukan pengkajian mengenai
masalah-masalah kaum Muslim Prancis.
Selain banyaknya
organisasi-organisasi Islam, keberadaan kaum Muslimin di Prancis itu ditandai
dengan :
a. Didirikannya masjid-masjid,
pemukiman-pemukiman warga Muslim, dan sekolah-sekolah untuk warga Muslim.
b. Makin banyaknya wanita yang berjilbab di
jalan-jalan.
c. Mengadakan pameran buku-buku Islam di Prancis.
d. Banyaknya toko-toko yang menyediakan
makanan-makanan halal.
e. Berkembangnya beberapa kelompok tarekat
(kelompok sufi), seperti Tarekat Qadiriah, Tarekat Tijaniah, Tarekat
Naqsyabandiah, dan Tarekat Bektasyi.
Selain di Spanyol
dan Prancis, kaum Muslim di Benua Eropa juga terdapat di negara-negara lainnya.
Seperti di Inggris, Jerman, Belanda, Belgia, Swedia, Denmark, Norwegia, Swiss,
Australia, dan Italia. Keberadaan kaum Muslimin di
negara-negara tersebut makin meningkat, baik dari segi kuantitas maupun
kualitas.
C. ISLAM DI BENUA AFRIKA
Dakwah Islam telah memasuki Benua Afrika
semenjak Rasulullah SAW masih hidup. Pada tahun ke-5 dari kenabian, Rasulullah
SAW memerintahkan beberapa orang sahabatnya (berjumlah 15 orang, 11 orang
laki-laki dan 4 orang wanita) untuk berhijrah ke Habsyah (Ethiopia). Hijrah ini
dipimpin oleh Usman bin Maz’un yang bertujuan untuk menghindari
penyiksaan-penyiksaan, dan menyelamatkan diri dari kaum kafir Quraisy serta
mendakwahkan agama Islam.
Selain itu, pada ± tahun ke-6 Hijrah,
Nabi SAW mengutus sahabatnya Hatib bin Abi Balta’ah untuk menyampaikan surat
dakwah (seruan masuk Islam) kepada Muqauqis (penguasa Mesir, gubernur Romawi
Timur).
Media dakwah Islam ke Benua Afrika,
selain dengan cara-cara tersebut di atas, juga melalui ekspansi wilayah
kekuasaan umat Islam. Hal ini dimulai tatkala Umar bin Khattab menjadi khalifah
(643 - 644 M atau 13 – 23 H). Melalui panglima perangnya, yakni Amr ibn ‘As,
Mesir dapat dibebaskan dari penjajahan bangsa Romawi, yang waktu itu dikuasai
oleh Muqauqis (gubernur Mesir yang diangkat oleh Kaisar Romawi). Setelah itu,
Islam menyebar ke negara-negara di Afrika Utara serta terjadi islamisasi dan
arabisasi. Hal ini terjadi pada ± abad 7 - 8 M. Di Afrika Timur, faktor
arabisasi dan islamisasi tampak jelas pada kedatangan dan ekspansi Islam sejak
masa-masa awal hingga abad ke 20, sedangkan penyebaran Islam ke Afrika Selatan
antara lain dilakukan oleh para budak Melayu yang dibawa oleh orang-orang Eropa
ke wilayah itu.
Secara umum,
penyebaran Islam di Benua Afrika tidak terlepas dari persaingan antara Islam
dan Kristen, serta antara Islam dan westernisasi sekuler. Walaupun begitu,
Islam di Benua Afrika tetap berkembang ke arah yang lebih maju, baik kuantitas
maupun kualitas.
Di Benua Afrika
terdapat banyak negara yang penduduknya mayoritas umat Islam, seperti: Mesir,
Libya, Tunisia, Aljazair, Maroko, Sahara Barat, Mauritania, Mali, Nigeria,
Senegal, Gambia, Guinea, Somalia, dan Sudan. Sedangkan negara-negara di Benua
Afrika yang umat Islamnya minoritas adalah Zambia, Uganda, Mozambique, Kenya,
Congo, dan Afrika Selatan.
Di bawah ini akan
dijelaskan keberadaan umat Islam di beberapa negara di Benua Afrika, yaitu di
Mesir, Aijazair, dan Tunisia.
- Mesir
Mesir terletak di pantai timur laut
benua Afrika. Umat Islam di negeri ini merupakan mayoritas. Berdasarkan sensus
1986, jumlah umat Islam mencapai 90% dan seluruh penduduk. Ibukota Mesir ialah Kairo, dan bahasa resminya adalah
bahasa Arab.
Dan tahun 623 M -
1914 M, Mesir diperintah o!eh kekhalifahan dan raja raja Islam. Mesir menjadi
protektorat Inggris dan tahun 1914 sampai tahun 1922 M. Mesir merdeka dari
Inggris pada tahun 1922 M. Setelah merdeka, Mesir merupakan negara yang bentuk
pemerintahannya ialah monarki konstitusional. Mesir menjadi negara Republik
pada tanggal 18 Juni 1953, dengan presiden pertamanya Mayor Jenderal Muhammad
Naguib.
Mesir merupakan
negara agraris, dan hasil pertaniannya adalah kapas, padi-padian, sayur-mayur,
tebu, dan buah-buahan. Selain itu, di
Mesir terdapat industri tekstil, pariwisata, bahan kimia, baja, semen, pupuk,
dan lain-lain.
Mesir adalah negara
yang besar jasanya bagi kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan,
pendidikan, dan kebudayaan. Hal ini ditandai dengan didirikannya berbagai
perguruan tinggi, dan yang tertua adalah Universitas Al-Azhär di Kairo, yang
didirikan oleh Jauhar A1-Khatib As-Saqili pada tanggal 7 Ramadan 361 H (22 Juni
972 M). Selama berabad-abad, Universitas Al-Azhar ini menjadi pusat pendidikan
Islam dan tempat pertemuan puluhan ribu mahasiswa Muslim yang datang dari
seluruh dunia.
Di bidang
arsitektur, Mesir juga memiliki bangunan-bangunan yang memiliki nilai seni yang
tinggi, seperti: Al-Qasr Al-Garb (Istana Barat), Al Qasr Asy-Syarq (Istana
Timur), Universitas Al-Azhar, tembok yang mengelilingi istana, dan pintu-pintu
gerbang yang terkenal dengan nama Bab An-Nasr (pintu kemenangan) serta Bab
Al-Fath (pintu pembukaan). Selain itu, di Mesir juga terdapat masjid-masjid
yang megah nan indah, misalnya; masjid A1-Azhar, masjid Maqis, masjid Rasyidah,
masjid Aqmar, masjid Saleh dan masjid raya di Qairawan yang dibangun kembali
pada tahun 862 M.
Mesir biasa juga
disebut: “Jumhuriyah Misr Al-Arabiyah” (Republik Arab Mesir), luas
daerahnya sekitar 997.739 km2.
- Aljazair
Aljazair terletak
di Afrika Utara. Bentuk pemerintahannya ialah republik, adapun ibukotanya
adalah Al-Jir, dan bahasa resminya ialah bahasa Arab dan bahasa Prancis.
Penduduknya yang beragama Islam berjumlah 99,1% dan seluruh penduduk Aljazair
diperintah oleh bangsa Romawi semenjak tahun 40 SM, oleh Vandala dan tahun
429-534 M, oleh Bizantium dan tahun 534-690 M, akhir abad ke-7 dikuasai umat
Islam. Pada tahun 1830 M Aljazair diduduki oleh Prancis, dan baru pada tanggal
3 Juli 1962 memperoleh kemerdekaan.
Semenjak tahun
1980, Aljazair memasuki masa kebangkitan Islam. Hal itu ditandai antara lain
oleh :
1. Semangat
kehidupan beragamanya meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya
kegiatan generasi muda untuk mengadakan pengkajian terhadap Islam, dan
dengan adanya umat Islam yang berupaya memakmurkan masjid.
2. Perencanaan
ekonomi yang lebih sistematis, bahkan menjadikan penduduk menganut
mitos industrialisasi sebagai satu-satunya kekuatan, yang secara sosial
bersifat integratif, dan secara ekonomi bersifat konstruktif serta
menimbulkan kemerdekaan secara internasional.
3. Berdasarkan kongres partai tunggal di Aljazair, yakni The National Liberation Front (Front Pembebasan Nasional) pada tanggal 27-31 Januari 1979, maka diadakan kegiatan-kegiatan :
ü Mendirikan “Pusat Latihan Imam” di Meftah, sebelah utara Al-Jir.
ü Membangun
Universitas Teknik Ultra Modern di Oran, mendirikan pusat perdagangan
ultra modern di Oran, dan membangun pusat perdagangan serta kebudayaan
Riyad Al-Feth yang bergaya barat dan kontroversial di Al-Jir.
ü Pembangunan masjid-masjid.
Selain itu, di Aljazair terdapat Kementerian Agama (Wizarah As-Syu’un Al-Diniyah),
yang tugas utamanya mengembangkan studi Islam dan mengenalkan tradisi
Islam serta ideologi Islam. Salah satu kegiatannya adalah
menyelenggarakan seminar tentang pemikiran Islam yang pertama di Batna
(1969), kedua di Aures (1978), dan ketiga di Al-Jir (1980).
Untuk
pengembangan dan peningkatan kualitas keislaman di Aljazair semenjak
tahun 1981 - 1986 telah dibangun 160 sekolah Al-Qur’an, yang terletak di
berbagai wilayah di Aljazair.
- Tunisia
Tunisia terletak di Afrika Utara, bentuk
pemerintahannya ialah Republik, adapun ibukotanya adalah Tunis (dulu bernama
Tarsyisy). Penduduknya mayoritas beragama Islam, yakni sebanyak 99,4%.
Islam masuk ke Tunisia pada tahun 670 M.
Semenjak itu, Tunisia diperintah oleh penguasa-penguasa Islam. Kemudian pada tahun 1881 Muhammad Sadiq, raja dari
kerajaan Husainiyah, menyerah pada Perancis. Sejak itu, Tunisia menjadi jajahan
Prancis sampai dengan memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1956 M.
Tunisia mempunyai
peranan besar dalam sejarah perkembangan Islam. Melalui lembaga pendidikan Jam’iyah
Zaitu nah, yang kemudian berubah menjadi Institut Ilmu-ilmu Islam,
kader-kader ulama dididik dan dilatih agar kemudian menjadi ulama besar.
Lembaga pendidikan tersebut berada dalam pengarahan dan pengawasan pemerintah
Tunisia.
Tunisia aktif dalam
Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan ikut menentukan pengambilan keputusan
tentang kebijakan-kebijakan diplomasi Timur Tengah, terutama yang menyangkut
konflik di Timur Tengah, khususnya konflik Palestina dan Israel.
D. ISLAM DI BENUA AUSTRALIA
DAN PASIFIK
Australia dan
Pasifik termasuk wilayah baru bagi agama Islam. Islam masuk ke wilayah ini,
dibawa oleh kaum Muslimin imigran setelah perang dunia I dan II. Mereka berasal
dari Turki, Mesir, negara-negara Timur Tengah, dan daerah Balkan.
Bahkan di antara
umat Islam imigran itu, ada pula yang berasal dari Pakistan, India, dan
Indonesia.
Umat Islam Australia
tersebar di berbagai negara bagian, seperti Canberra, Victoria, Australia
Barat, Kepulauan Christmas, Queensland, Australia Selatan, Northern Territory,
dan Tasmania.
Selain itu, umat
Islam terdapat pula di Selandia Baru, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Samoa Barat,
dan Papua Nugini.
Sebagaimana di
negara-negara lain yang umat Islamnya sebagai pendatang, di Benua Australia pun
terdapat organisasi-organisasi Islam dan masjid-masjid yang didirikan oleh
kelompok umat Islam berdasarkan asal negaranya. Misalnya, umat Islam Turki
lebih banyak berkelompok sesama Muslim Turki dan kemudian membangun masjid yang
dikelola berdasarkan kebiasaan Turki.
Pada tahun 1976,
dibentuklah organisasi Islam yang bertaraf nasional, yaitu Australian
Federation of Islamic Council (AFIC), yang tugasnya melaksanakan
koordinasi, khususnya dalam dakwah Islam di seluruh wilayah Benua Australia. AFIC
ini berkantor pusat di Sydney dan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti
berikut :
ü Membentuk Islamic Council yang
berkedudukan di setiap negara bagian atau teritori yang bertugas mengurus
berbagai kegiatan Islam di wilayahnya.
ü
Menyelenggarakan perkawinan secara Islam, dengan
mengambil tempat di masjid atau Islamic Center.
ü
Mengadakan kerjasama dengan pemerintah dalam
penyembelihan hewan-hewan yang dagingnya akan diekspor ke negara-negara Islam.
ü
Mengangkat imam-imam masjid yang ada di Australia.
Imam-imam masjid yang diangkat AFIC ini digaji oleh pemerintah Saudi Arabia.
ü
Mengusahakan dana dan negara-negara Arab, terutama dari
Saudi Arabia untuk pembangunan masjid-masjid dan Islamic Center.
ü
Mengusahakan agar hukum-hukum Islam yang menyangkut
keluarga, seperti perkawinan, perceraian, kuburan Islam, hari libur, dan
hari-hari besar Islam diakui oleh pemerintah.
Hal lain yang
menggembirakan bahwa di negara federal Australia kebebasan beragama dijamin
oleh undang-undang, dan juga toleransi antarumat beragama cukup tinggi.
Selain AFIC di
Australia, terdapat organisasi mahasiswa Islam yang disebut Australian
Students Organization, yang giat melakukan dakwah di berbagai perguruan
tinggi.
E. ISLAM DI BENUA AMERIKA
Mengenai kapan
masuknya Islam ke Benua Amerika tidak ada yang tahu secara pasti. Namun ada
yang menduga, Islam telah memasuki Benua Amerika sebelum pelaut Portugis, yang
bernama Christoper Colombus menemukan benua itu pada tahun 1492 M. Bukti
kebenaran dugaan itu sampai sekarang masih diselidiki. Yang jelas, sejumlah
kaum Muslimin dari Spanyol (Andalusia) ikut dalam pelayaran para pelaut Spanyol
dan Portugal dalam pengembaraannya menemukan Benua Amerika itu. Tugas utama
kaum Muslimin Spanyol itu adalah sebagai pemberi arah pelayaran kapal. Selain
itu, diberitakan bahwa pada ± tahun 1500 M, ribuan kaum Muslimin Morisco (umat
Islam Spanyol yang lari mencari tempat baru karena mereka dikejar-kejar dan
dipaksa masuk Kristen pada peristiwa “Penaklukan Kembali” (Reconquista pada
tahun 1492 M)), sudah berdatangan ke Benua Amerika. Namun sayangnya, sebagian
besar kaum Muslim generasi awal di Benua Amerika tersebut musnah, karena adanya
pemaksaan agama atau asimilasi di benua baru itu.
Selanjutnya, pada
pertengahan abad ke-15 dan ke-19 diperkirakan bahwa hampir 1/5 budak-budak dari
Afrika, yang dibawa ke benua Amerika adalah beragama Islam. Namun, karena
mereka mengalami kesulitan dalam mempertahankan keislamannya akhirnya banyak di
antara mereka yang pindah agama.
Walaupun generasi
awal dari umat Islam yang mendiami Benua Amerika itu banyak yang murtad, tetapi
pada generasi berikutnya, kaum imigran Muslim secara bergelombang memasuki
Benua Amerika.
1. Kaum imigran Muslim
memasuki Benua Amerika sejak tahun 1875 M sampai sekarang. Mereka berasal dari berbagai negara, antara lain: Suriah,
Libanon, Yordania, Palestina, dan Mesir.
Adapun kegiatan-kegiatan kaum Muslim imigran di Benua
Amerika itu sebagai berikut :
v Membangun masjid-masjid
dan pusat-pusat kegiatan Islam. Menurut laporan Steven Borbuza, seorang
wartawan Muslim Amerika Serikat, di seluruh Amerika Serikat terdapat 1.200
masjid. Pusat Islam di Taledo dan Ohio, mempunyai anggota sekitar 600 keluarga
dengan latar belakang negara dan etnis beragam, mempunyai tempat salat Jumat
yang luas, sekolah-sekolah, toko-toko buku, klinik, kamar mayat, tempat
pemakaman, lapangan rekreasi, dan fasilitas dapur dengan makanan yang cukup. Pusat-pusat
Islam seperti itu terdapat pula di Los Angeles, San Diego, Houston, dan New
Jersey.
v Membentuk organisasi-organisasi Islam. Pada
tahun 1952, mendirikan IMS (International Muslim Society = Masyarakat
Muslim Internasional). Organisasi ini didirikan atas prakarsa Abdullãh Igram seorang
Muslim kelahiran Amerika, dengan tujuan mempertahankan kebudayaan Islam dan
meningkatkan kegiatan dakwah di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1954,
organisasi ini pada konferensinya yang ketiga di Chicago diubah namanya menjadi
Federation of Islamic Associations (FIA= Federasi Asosiasi Islam).
2. Pada tahun 1963 M, para mahasiswa Muslim
berkumpul di Universitas Illinois, Champaga, Urbana untuk mendirikan himpunan
mahasiswa Muslim yang bernama Muslim Student Association (MSA).
Usaha-usaha organisasi ini antara lain :
v
Memberi kesempatan pada para mahasiswa untuk mempelajari
Islam dalam konteks modern.
v
Pada tahun 1966 mendirikan organisasi International
Islamic Federation of Student Organizations (Federasi Organisasi-organisasi
Mahasiswa Islam Internasional = IIFSO) di Universitas Ibadan, Nigeria.
v
Pada tahun 1967, MSA mendirikan Islamic Medical
Association (Himpunan kedokteran Islam).
v
Pada tahun 1972, MSA mendirikan organisasi Association
of Muslim Social Scientits (Himpunan Ilmuwan Sosial Muslim = AMSS).
Kegiatan AMSS ini antara lain : bekerja sama dengan International Institute
of Islamic Thought (Institut International Untuk Pemikiran Islam = IIIT),
dan menerbitkan American Journal of Islamic Social Sciences (Jurnal
Ilmu-Ilmu Sosial Islam di Amerika) AJISS.
3. Pada tahun 1982, MSA mendirikan Islamic
Society of North America (Perhimpunan Islam Amerika Utara atau ISNA).
ISNA merupakan organisasi Islam terbesar di Amerika
Serikat yang berkantor pusat di Plainfield, Indiana. Kegiatan
ISNA ini antara lain :
v Mengadakan pertemuan tahunan organisasi yang
mampu menghadirkan 5000 peserta.
v
Mengadakan ceramah dan diskusi tentang Islam dan umat
Islam di Amerika.
v
Mengadakan pameran buku, kaset-kaset, busana-busana
islami, makanan halal, dan berbagai layanan perbankan Islam.
UMAT ISLAM KULIT HITAM
Kaum Muslim kulit hitam di Amerika Serikat jumlahnya
cukup besar. Pada tahun 1931 M, atas prakarsa Wallace Fard Muhammad
didirikanlah Organisasi Black Muslim (Kaum Muslim Kulit Hitam) di
Detroit, yang juga dikenal dengan sebutan Nation of Islam (NOI = Bangsa
Islam). Pada tahun 1934 M, Wallace Fard Muhammad meninggalkan Amerika. Kemudian
organisasi Black Muslim dipimpin oleh Elijah Muhammad (1897 - 1975 M).
Elijah adalah putra seorang pendeta Baptis di Georgia, yang pergi ke Detroit
untuk mencari kerja dan menjalin hubungan akrab dengan Wallace F.M.
Elijah Muhammad membuka markas besar organisasi Black
Muslim ini di Chicago. Selama kepemimpinannya, organisasi ini mengalami
konsolidasi yang kukuh, dan tumbuh dengan pesat. Banyak tokoh-tokoh yang masuk
Islam, seperti Malcolm Little (Malcolm X), anak seorang pendeta baptis dan
seorang orator ulung, yang setelah menunaikan ibadah haji, namanya diganti
menjadi Al-Hajj Malik Al-Shabaz. Begitu pun dengan bekas juara tinju kelas
berat Cassius Clay, yang kemudian namanya diganti menjadi Muhammad Ali. Pada
masa kepemimpinan Elijah Muhammad, telah terbit “Muhammad Speaks” yang
kemudian diganti nama menjadi Bilalian News (Kabar Kaum Bilali atau Muslim
Kulit Hitam).
Elijah Muhammad meninggal dunia pada tanggal 25 Februari
1975. Adapun
jasa-jasa Elijah Muhammad antara lain :
Þ
Membangun banyak masjid dan sekolah.
Þ
Di bidang organisasi, ia telah meninggalkan jamaah yang
besar dan teratur.
Þ
Di bidang ekonomi, ia telah mewariskan uang senilai lebih
kurang 80 juta dolar yang ditanam di berbagai perusahaan.
Þ
Telah berhasil mengangkat martabat kaum Muslim negro
dalam bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan.
Adapun yang menggantikan Elijah Muhammad sebagai imam
ialah putranya, yang bernama Waris Deen Muhammad atau Warisuddin Muhammad.
Mengenai usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Warissuddin Muhammad, antara
lain :
1. Meningkatkan usaha
dakwah Islam, yang tidak saja ditujukan kepada orang orang berkulit hitam, tapi kepada seluruh umat
manusia, apa pun warna kulitnya.
2. Meluruskan ajaran-ajaran
yang kurang tepat yang telah diajarkan oleh para pendahulunya, dengan
mengembalikannya kepada tuntunan AI-Qur’an dan Hadis. Ia
berusaha memantapkan dua kalimat syahadat kepada para pengikutnya.
3. Mendorong para pengikutnya untuk mengambil
bagian dalam kehidupan sosial dan politik negara yang lebih luas.
4. Mengubah nama Nation of Islam (NOI)
menjadi World Community of Islam in the West (WCI = Komunitas Dunia
Islam di Barat) pada tahun 1976 M. Ini dimaksudkan agar sasaran dan dakwah
Islam lebih luas lagi. Selain itu, ia juga mempopulerkan sebutan Bilalian
People atau Bilalian American sebagai pengganti da Black Muslim.
5. Membentuk Majelis Imam (Council of Imam)
pada tahun 1976. Majelis ini terdiri dari
6 orang. Setiap imam mengkoordinir kegiatan Islam di wilayahnya masing-masing,
seperti pengumpulan dan penyaluran zakat, penyelenggaraan pendidikan, urusan
dakwah, dan perdagangan.
6. Membenahi tata tertib di
dalam masjid, yaitu menyingkirkan kursi-kursi dalam masjid akibat pengaruh
gereja, maka sejak Warisuddin menjadi imam, kursi-kursi itu ditiadakan.
Demikian juga ia telah menghilangkan kebiasaan umat Islam kulit hitam yang suka
berpuasa pada setiap bulan Desember, di mana Imam Warisuddin menegaskan bahwa
kewajiban puasa bagi umat Islam itu harus seragam, yaitu pada setiap bulan
Ramadhan.
7. Mengganti nama “World Community in the
West” menjadi “American Moslem Mission (AMM)” pada tanggal 30 April
1980. Perubahan ini dimaksudkan sebagai penegasan bahwa tugas pokok organisasi
ini adalah dakwah (mission), sebagai organisasi bersifat nasional
(bangsa Amerika), dan kaum Muslim Amerika menjadi bagian dari umat Islam dunia.
Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Warisuddin Muhammad
tersebut disambut baik oleh para pemimpin dunia Islam, sehingga pada tahun 1978
M Warisuddin diundang untuk menghadiri Konferensi Menteri Luar Negeri
Negara-Negara Islam. Ia mendapat gelar “Mujaddid”, yang artinya
pembaharu.
Jumlah masjid di Amerika Serikat cukup banyak, baik yang
didirikan oleh kaum Muslim kulit hitam maupun oleh Muslim lainnya. Masjid yang
indah terlerak di Washington, yang dibangun pada tahun 1952.
Sedangkan masjid yang paling besar terlerak di Detroit,
yakni Islamic Center Detroit yang dibangun anrara tahun 1962 - 1968 oleh
para jamaah, atas bantuan pemetintah Saudi Arabia, Mesir, Iran, dan Libanon.
Masjid tersebut dilengkapi dengan perpustakaan yang berisi buku-buku Islam
berbahasa Inggris.
Di Kanada jumlah umat Islam cukup banyak, hal ini ditandai
dengan terdapatnya masjid hampir di setiap kota besar. Bahkan banyak bangunan
lain yang dijadikan tempat ibadah. Masjid yang pertama dibangun di Kanada,
bahkan salah satu masjid tertua di Amerika Serikat, adalah Masjid Ar-Rasyid di
Edmonton Alberta, didirikan tahun 1931 M. Selain itu, organisasi-organisasi
Islam pun banyak terdapat di Kanada.